Pria di depanku ini menatap gelisah di layar ponselnya, aku curiga bahwa dia juga sedang ‘memikirkan’ orang lain selain aku atau perempuan lain lebih tepatnya ? Aku ingin bertanya tapi tidak ingin merusak suasana ini. Merusak ? Dia sendiri malah yang merusak suasana ini!
“Kamu kenapa dari tadi gelisah terus ?” Tanyaku padanya.
“Ah.. tidak apa-apa.” jawabnya mengatakan tidak.
“Jangan bohong padaku. apa ada yang sedang menunggumu juga ?” tanyaku lagi padanya.
Dia kemudian terdiam. Raut wajahnya bisa sangat kubaca dari sini.
“Dua minggu yang lalu , orang tuaku menjodohkan aku dengan seorang wanita. Dia adalah anak dari teman dekat mama dan jika aku tak menyetejui perjodohan ini. Perusahaan mama akan bangkrut. Karena aku.”
Aku kaget, bahkan shock. dan aku mulai bertanya padanya ya seakan aku tak begitu kaget.
“Apa kau mencintai dia ? Wanita itu ?.”
Dia kemudian diam sejenak. Aku tahu pria ini. Dia sangat mudah mencintai seorang wanita yang selalu hadir di kehidupannya dengan dekat. Aku mengerti dan sangat tahu dengan dirinya.
“Sayang.. Hati itu cuman satu. Jika kau mencintai dua orang dalam waktu bersamaan. Itu bukan cinta tapi nafsu.”
Dan kemudian aku pergi meninggalkan cafe tempat kami bertemu. aku memutuskan pembicaraan begitu saja.
Hati itu cuman satu. Jika kau mencintai dua orang dalam waktu bersamaan. itu bukan cinta tapi nafsu
-Deen Rivernate-